Kompetensi
Kemampuan menjelaskan pendudukan militer Jepang di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia dan usaha persiapan kemerdekaan Indonesia.
Setelah mempelajari program ini peserta didik dapat : 
1.
menggambarkan secara kronologis proses Perang Dunia II (PD II) di Asia dan Pasifik serta penudukan militer Jepang di Indonesia.
2.
menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia.
3.
mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan rakyat dan pergerakan kebangsaan Indonesia di berbagai daerah pada masa pendudukan Jepang.


Materi

Latar belakang pendudukan Militer Jepang di Indonesia

Keterlibatan Jepang dalam PD II
   Penjajahan Jepang di Indonesia tidak terlepas dari keadaan yang terjadi di dunia yaitu perang dunia II. Jepang merupakan salah satu negara dari tiga negara Fasis selain Jerman dan Italia.  Fasis atau fasisme adalah pengaturan pemerintahan yang mengarah pada kediktatoran yang sangat nasionalis (Chauvinistik), rasialis militeris dan agresif imperialistik. Jika Jerman dan Italia melakukan agresi militernya di Eropa, maka Jepang berbeda, ia melakukan agresi militernya di Asia-Pasifik.

Tiga tokoh fasis :


Keterlibatan Jepang dalam PD II di Asia Tenggara termasuk Indonesia
Fasisme Jepang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Hirohito. Dalam aksinya melakukan agresi militer di wilayah Asia-Pasifik Jepang menanamkan semangat Bushido (rela mati demi tanah air) serta ketaatan yang tinggi terhadap  Tenno Heika (Kaisar). Demi memenuhi kebutuhan akan bahan mentah dan pemasaran hasil indusrinya yang pesat, maka Jepang melakukan  ekspansi ke beberapa daerah di kawasan Asia Pasifik.
Serangan pertama Jepang dalam PD II ditandai dengan penyerbuan terhadap Manchuria dan Cina, menyusul ke wilayah Korea, Taiwan,  dan Indo-Cina. Dalam serangannya ke wilayah Pasifik, Jepang menyerbu Pearl Harbour (Hawaii) yang merupakan pangkalan militer Amerika Serikat. Serbuan Jepang selanjutnya adalah ke wilayah Asia Tenggara yakni dengan menguasai Malaysia, Singapura, Myanmar,  Filipina dan kemudian Indonesia.
Tentara Jepang
Keterlibatan Jepang dalam PD II di Asia Tenggara termasuk Indonesia
         Usaha Jepang untuk menguasai Indonesia terbentur dengan keberadaan Belanda. Serangan Jepang dilakukan dengan cara menyerbu daerah-daerah strategis yang diduduki Belanda dan daerah yang kaya akan sumber daya alam  penting yang mendukung perang.
          Serangan Jepang yang cepat dan tiba-tiba membuat Belanda tidak berdaya sehingga akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Penyerahan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda terhadap Jepang dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat.
jko
Sumber : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, PT Pembina, 1996
Keterlibatan Jepang dalam PD II di Asia Tenggara termasuk Indonesia
        Dengan ditanda tanganinya penyerahan kekuasaan dari Belanda yang diwakili oleh Letnan Jenderal Ter  Poorten dan Jepang yang diwakili Hitosyi Imamura, maka mulailah masa kolonialisme Jepang di Indonesia. Sumber-sumber vital yang menyangkut wilayah dan kekayaan alam Indonesia berusaha diambil alih oleh Jepang, terlebih lagi hal ini untuk kepentingan militer Jepang
Sumber : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, PT Pembina, 1996


Penguasaan Sumber Daya Alam
 Jepang sebagai negara yang terlibat perang sangat membutuhkan bahan mentah yang dibutuhkan untuk kepentingan industri maupun kepentingan perang Jepang . Dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia,  kebutuhan Jepang akan bahan mentah untuk kepentingan perang Jepang dapat terpenuhi.

Pemanfaatan kekayaan alam yang dilakukan Jepang berupa, sebagai berikut :




Akibat penguasaan sumber daya alam, banyak rakyat Indonesia yang menderita.
Eksploitasi besar-besaran mempunyai dampak negatif, seperti :
- penebangan hutan besar-besaran menimbulkan kerusakan lingkungan
- tanah yang ditanami terus menerus tanpa teknik dan pemupukan yang baik menjadi rusak dan tidak subur
- pemotongan hewan ternak, seperti kerbau dan sapi untuk konsumsi tentara jepang padahal petani sangat membutuhkan untuk menggarap sawah
- penguasaan terhadap sumber minyak bumi dan hasilnya diambil oleh Jepang sehingga rakyat kekuarangan bahan bakar baik untuk industri maupun kendaraan.
- penguasaan terhadap sumber minyak bumi dan hasilnya diambil oleh Jepang sehingga rakyat kekuarangan bahan bakar baik untuk industri maupun kendaraan.
- Hasil penambangan timah dan biji besi diambil oleh Jepang untuk dijadikan alat-alat seperti mesin-mesin, badan pesawat, ragam kebutuhan industri, terutama untuk kepentingan perang Jepang.
- Hasil penambangan timah dan biji besi diambil oleh Jepang untuk dijadikan alat-alat seperti mesin-mesin, badan pesawat, ragam kebutuhan industri, terutama untuk kepentingan perang Jepang.
Semua itu pada akhirnya membawa kesengsaraan rakyat, kemiskinan dan kelaparan timbul dimana-mana karena hampir sebagian besar hasil usaha rakyat diambil oleh Jepang demi kepentingan Jepang itu sendiri.


Pemerintahan Militer Jepang

Kebijakan Pemerintahan Militer Jepang
Upaya Jepang untuk mempertahankan Indonesia sebagai wilayah kekuasaannya serta menarik simpati rakyat Indonesia meliputi bidang :
- Politik
- Ekonomi
- Sosial Budaya


Kekejaman Pemerintahan Militer Jepang
Pengerahan tenaga rakyat Indonesia untuk dilatih oleh Jepang dalam organisasi  semi militer maupun militer awalnyadisambut dengan baik oleh rakyat Indonesia, karena menurut Jepang ini demi untuk kepentingan bangsa Indonesia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan.

Organisasi yang bersifat semi militer misalnya :                                                                                                              
- Seinendan (Barisan Pemuda)                                            
- Keibondan (Barisan pembantu Polisi)                                                                                                                           
- Fujinkai (Himpunan Wanita)                                           Sumber : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia , PT Pembina, 1996.                                                                 
                                                                                     
Organisasi yang bersifat militer  :
 
- Heiho ( Pembantu Prajurit Jepang)                                                                                 
 
- PETA (Pembela Tanah Air)                                                                                                    
Pembentukan organisasi semi militer maupun militer, sebenarnya adalah upaya Jepang untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia, hal ini karena Jepang terdesak akan kehadiran Sekutu di Inonesia dan kekalahan Jepang dibeberapa tempat di Asia dan Pasifik. Tenaga Heiho banyak dikirim ke negara-negara yang telah dikuasai Jepang dengan tujuan mempertahankanya dari serangan sekutu.
Walaupun organisasi Heiho dan PETA pada awalnya dibentuk oleh Jepang, namun pada perkembangan selanjutnya organisasi militer ini bermanfaat sebagai modal perjuangan dalam usaha-usaha mencapai kemerdekaan , bahkan setelah Indonesia merdeka  ada beberapa tokoh PETA yang menjadi tokoh pejuang atau pemimpin  Indonesia, misalnya Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Jendral Ahmad Yani, Jenderal A.H. Nasution , Jenderal Soeharto (mantan Presiden RI).

Pengerahan tenaga kerja paksa atau romusha dilaksanakan rakyat Indonesia untuk kepentingan Jepang. Romusha diperlakukan amat buruk. Mereka diharuskan bekerja berat namun kesejahteraan mereka tidak diperhatikan. Awalnnya mereka dianggap sebagai pahlawan yang membantu Jepang dalam tugas suci dalam militer Jepang . Kenyataannya  banyak dari mereka yang menderita kelaparan, sakit karena kesehatan mereka yang tidak diperhatikan, pekerjaan yang terlalu berat, jika lalai  dalam pekerjaan mereka disiksa dengan kejam
Pekerja Romusha terutama dipaksa membuat pangkalan militer, goa-goa untuk pertahanan ,benteng, lapangan terbang, jembatan dll, bahkan ada diantara mereka yang dikirim keluar Indonesia seperti ke Myanmar, Malaysia, Thailand dll.
                                               


Perlawanan Rakyat dan Pergerakan Kebangsaan

Perlawanan rakyat Indonesia dibeberapa daerah terhadap Jepang
perlawanan rakyat Indonesia di beberapa daerah terhadap Jepang diantaranya terjadi di daerah : Aceh, Singaparna, Indramayu, Blitar dan Cilacap.
Peta perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Jepang    
Silakan pilih daerah perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang

a. Aceh
Perlawanan yang terjadi tahun 1942 di Cot Plieng di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil yang yang tidak mau patuh terhadap peraturan Jepang dan menolak untuk berdamai.
b. Singaparna

Perlawanan yang terjadi di Jawa Barat ini dipimpin oleh K.H. Zinal Mustafa, terjadi disebabkan karena Ia menolak untuk melakukan Seikerei (membungkuk hormat kepada Kaisar Jepang sebagai keturunan Dewa Matahari) dan ini dianggap bertentangan dengan ajaran Islam serta menentang perlakuan buruk Jepang terhadap rakyat.

c. Indramayu
Perlawanan rakyat yang terjadi tahun 1944 di daerah Loh Bener , perlawanan ini menetang kesewenang-wenagan Jepang.
d. Blitar

Perlawanan prajurit PETA menentang Jepang dipimpin oleh Syudanco Supriyadi pada tanggal 14 Pebruari 1945, penyebabnya PETA tidak tahan lagi melihat kesengsaraan rakyat terutama keluarga prajurit batalion Blitar dan para pekerja romusha.
Sumber : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, PT Pembina, 1996
e. Cilacap
Perlawanan prajurit PETA menentang Jepang dipimpin oleh Budanco Khusaeri
Tentara PETA yang dihadapkan ke Mahkamah tentara Jepang

Pergerakan Kebangsaan
Mengetahui kondisi Jepang yang sudah mulai terdesak oleh Sekutu di berbagai tempat dalam Perang Asia Timur Raya, timbul usaha-usaha pergerakan kebangsaan  dari rakyat Indonesia terhadap Jepang yang berupa :
1. Gerakan Politik Bawah Tanah

Setelah semua partai politik dibubarkan oleh Jepang, sebagian tokoh mengadakan gerakan bawah tanah yakni gerakan perlawanan yang dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi dan cenderung tidak mau berkompromi dengan Jepang. Tokoh yang terkenal diantaranya adalah Sutan Syahrir, Ahmad Subarjo, Sukarni, Chaerul Saleh, Wikana, dan Amir Syarifuddin. Mereka berjuang dengan cara menanamkan semangat Persatuan dan kesatuan nasional di kalangan rakyat, meningkatkan kesadaran untuk merdeka melalui diskusi, selebaran-selebaran dan lain-lain, serta selalu memantau perkembangan Perang Pasifik melalui siaran radio luar negeri.
Sutan Syahrir, tokoh pejuang  gerakan bawah tanah.

2. Gerakan Politik Pintu Terbuka

Yakni gerakan perlawanan yang dilakukan dengan cara mau bekerjasama dengan pihak Jepang (kompromi). Gerakan ini menganggap bahwa selain melakukan perlawanan melalui gerakan bawah tanah, maka mereka juga dapat berjuang untuk kepentingan rakyat Indonesia dengan cara menjalin kerjasama dengan pihak Jepang. Mereka seolah bekerja untuk kepentingan Jepang padahal tujuannya untuk mencapai Indonesia merdeka.

Contoh Gerakan Politik Pintu Terbuka
-
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dibentuk tanggal 1 Maret 1945 oleh Letjen Kumakici Harada. Walaupun dibentuk oleh Jepang namun hasil kerja BPUPKI untuk kepentingan bangsa Indonesia. BPUPKI yang diketuai oleh dr.Radjiman Widiodiningrat berhasil menyelenggarakan sebanyak 2 kali sidang. Sidang yang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 yana membicarakan dasar negara. Sidang yang kedua tanggal 10 Juli – 16 Juli 1945,  yang membicarakan rancangan Undang-Undang Dasar.


Kelak hasil kerja BPUPKI berguna untuk melengkapi kemerdekaan Bangsa  Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Sedangkan  tanggal 18 Agustus 1945 Indonesia sudah mempunyai negara dan pemerintah Republik Inondesia serta  UUD 1945 sebagai hasil kerja BPUPKI.